Petualang merupakan kegiatan yang memiliki tantangan serta butuh nyali besar. Bagi yang menyukai hobi ini, biasanya akan. Hobi berpetualang ini memiliki resiko tinggi sehingga membutuhkan peralatan khusus untuk mengecilkan terjadinya resiko tersebut serta keberanian yang besar dan persiapan yang matang.
Berbeda dengan kata ekspedisi, walaupun memiliki makna yang hampir sama karena juga berpetualang serta melakukan perjalanan namun ekpedisi memiliki arti petualangan atau perjalanan dengan tujuan tertentu biasanya penjelajahan atau penelitian, pengambil data ataupun pendataan fauna dan flora serta menggali banyak informasi lainnya yang belum diketahui secara pasti. Berbicara tentang expedisi biasanya menjelajah yang belum pernah dijamah oleh manusia.
Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Jabal Everest, Univesitas Jabal Ghafur (Unigha) Sigli, merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada dibawah naungan kampus Unigha Sigli. Sudah menyelesaikan beberapa ekspedisi di bidang divisi gunung hutan, arum jeram, panjat tebing dan susur goa. Dalam 10 tahun terakhir ini, unit yang khusus mahasiswa yang bergerak di bidang lingkungan dan petualangan telah menyelesaikan 7 ekspedisi baik dalam kabupaten Pidie maupun di luar Pidie.
1. Ekspedisi MT. Halimon Tahun 2010.
puncak halimon dari titik start pendakian.
Pendakian yang dimulai dari desa Blang Pandak kecamatan tangse kabupaten Pidie, anggota tim expedisi 7 orang yang terdiri 6 peserta dan 1 supervisor, pendakian berlangsung selama 3 hari.
Diawali dengan kebun warga kemudian berubah menjadi hutan belantara, hutan yang lebat dan tergolong hutan hujan tropis yang berkabut sehingga tim ekspedisi memiliki kendala perjalanan karena jarak pandang 10 meter. Pada tahun 2010 Tim ekspedisi dari angkatan 1 UKM PA Jabal Everest berhasil menaklukkan puncak Halimon kabupaten Pidie dengan ketinggian 1800 MDPL.
kawasan hutan lebat dipertandai dengan lumut yang menutupi pepohonan sehingga menjadi hijau, udara yang sejuk serta segar diatara hutan belantara, langit yang putih tiada terlihat lagi karena daun dari pohon yang rindang menutupi segalanya.
2. Ekspedisi Leuhop (2011).
Leuhop dalam bahasa Indonesia berarti lumpur, jelas saja gunung ini memiliki lumpur yang sangat banyak. Gunung Leuhob terletak di Desa Blang Pandak, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Aceh dengan ketinggian 1.986 MDPL. Gunung yang termasuk dalam hutan rimba raya ini merupakan kawasan ulu masen serta juga habitat harimau dan gajah. Butuh waktu 2 hari untuk melibas hutan yang lebat serta curah hujan yang tinggi. Pada tahun 2011, tim ekspedisi dari Unit Kegiatan Mahasiswa pecinta alam berhasil menaklukkan puncak tersebut.
3. Ekspedisi Geuredong Kabupaten Bener Meriah, Tahun 2012.
Tim ekspedisi berada di puncak Gereudong
4. Ekspedisi Tebing Leupung.
Perempuan kelahiran Desa Neulop dua ini, berhasil menaklukkan tebing tinggi di Leupung, Aceh Besar. Alumni dari program studi biologi ini menyelesaikan expedisinya seorang diri dari UKM PA Jabal Everest dan bergabung dengan beberapa anggota dari UKM PA Leuser.
5. Exspedisi Merah Putih dari Geumpang ke Tenom, DIVISI Arung Jeram.
Ekspedisi ini tergolong olahraga alam bebas yang menggunakan sungai aliran deras, perjalanan yang dimulai dari Alue Breh Kecamatan Mane Kabupaten Pidie finis Sarah Raya kabupaten Aceh jaya, perjalanan menggunakan perahu karet berlangsung 3 hari.
6. Ekspedisi MT. Peut Sagoe.
Kegiatan olahraga alam bebas yang berperan di bidang gunung hutan atau mountainering, adapun anggota tim pendakian terdiri dari 3 peserta dan 1 supervisor (pendamping). Belantara yang lebat dan tergolong hutan hujan tropis yang masih tinggi sehingga masih menjadi habitat Harimau Sumatera dan gajah Sumatera.
danau kemiki yang dikelilingi perbukitan yang asri
Gunung ini termasuk puncak yang masih asri di pertanda dengan kantor semar yang banyak. Dengan ketinggian 2435 Mdpl, anggota expedisi membutuhkan waktu 10 hari.
7. Ekspedisi Tok Ara Divisi caving (susur goa) di kawasan Batee.
Di wilayah pesisir kabupaten Pidie, tepatnya di kecamatan Batee, sangat terkenal dengan kawasan karst (bebatuan). Batee sendiri memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu batu, jelas saja dengan kawasan karst yang besar memiliki potensi adanya goa.
Ekspedisi yang di ikuti oleh 4 mahasiswa Fakultas Pertanian dan 1 mahasiswa Fakultas Teknik Ini Universitas Jabal Ghafur serta termasuk anggota mahasiswa pecinta alam kali ini tergolong berbeda dengan ekspedisi umumnya, selain tidak efobia ketinggian dan kegelapan kami harus membidik klisur kompas untuk menemukan sudut dan kemiringan, kami harus berjalan di atas guano (kotoran kelelawar) dengan ketebalan 10 sd 20 cm, serta mengukur di setiap kanan dan kiri dinding goa.
Tempat yang menjadi rumah bagi kelelawar ini sedalam 15 meter (jenis vertikal) sehingga anggota tim ekspedisi harus menggunakan peralatan khusus untuk menelusuri tempat itu.
Kegiatan yang berlangsung selama 5 hari ini membuat kami semakin mendalami ilmu dan skill di bidang caving mulai dari SRT, mapping (pemetaan) rescue bahkan keindahan bawah tanah yang patut kita jaga.
salah satu ornamen goa.
bawah tanah memang indetik dengan kegelapan, namun di sisi lain kegelapan itu memberi keidahan yang tidak dapat ditemui di tempat terang.
alam memang penuh misteri tapi bukan dengan ada misteri kita lari jauh dari nya, ilmu pengetahuan banyak disana jadi tidak salahnya kita untuk mempelajari.
Bagaimana untuk ekspedisi selanjutnya ?
ReplyDeleteInsyaallah kawasan yang tinggi lagi untuk tahun depan.
ReplyDeleteSayang juga. Ekspedisi Merbabu, Merapi, Semeru, rinjani, kerinci dan tiga negara tidak terdftar. Hiks.. Hiks...
ReplyDeleteUntuk selanjutnya mungkin ekspedisi tersebut yang terlampir.��
Delete