30 October 2014

Curhatan Mahasiswa Lama

“Apa itu UKM-MAPALA,” Mungkin itu salah satu pertanyaan yang pernah timbul di pikiran kamu, baik itu saat pertama kuliah atau saat melihat selebaran-selebaran yang di sebarkan dimading-mading kampus, atau tanpa sengaja saat membuat tugas kuliah diwarkop berperangkat wifi menemukan blog-blog  Mapala. Tanpa sedikitpun rasa penasaran, kalian mencoba tanyakan kepada teman-teman se-ruang atau sekampus “tentang APA ITU,” dan dari beberapa kalian tidak menemukan jawaban yang pasti , akhirnya kalian membuat jawaban sendiri “MAPALA adalah pendaki gunung, penelusur goa, pendayung boat di sungai-sungai, atau pemanjat tebing-tebing yang mempertaruhkan nyawa untuk sebuah hobi.” Dan yang lebih parahnya kalian mengambil kesimpulan dari pandangan kalian sendiri “MAPALA itu adalah mahasiswa-mahasiswa yang tidak mampu menyelesaikan kuliah atau segerombolan mahasiswa yang tidak ada kerjaan dan tidak peduli tentang masa depannya sendiri.” Dengan lega kalian mengeryit dahi dan tersenyum sinis sambil mengatakan “oh ternyata itu MAPALA.”

Aku disini sebagai seorang mahasiswa yang ikut kelas perkuliahan di Fakultas Ekonomi progam pendidikan Manajemen, beberapa tahun lalu juga pernah menanyakan pertanyaan persis sama yang timbul di pikiran kalian. Tanpa merasa beruntung atau melebih-lebihkan aku berani mengatakan mungkin aku salah satu mahasiswa yang beruntung  menemukan jawaban yang sebenarnya.

UKM-MAPALA yang aku artikan dulu adalah mahasiswa yang punya hobi berbeda dari kebanyakan mahasiswa lainnya, dan dengan angkuhnya aku menyimpulkan jika bergabung  dengan mereka akan merasa beda dan bisa berbangga diri: aku adalah seorang pendaki gunung yang tidak semua mahasiswa berani menapaki kaki di ketinggian penuh kabut dan melihat dataran bumi dari ketinggian.

Dan dengan semangat keangkuhan itu aku mendaftarkan diri di UKM-Mapala pada tahun 2009 dulu, dengan mengikuti Pendidikan Dasar Pecinta Alam. Delapan hari aku ditempa dengan didikan mereka yang sudah duluan mengerti MAPALA, dari sana aku mulai mendapatkan jawaban yang sebenarnya bahwa MAPALA bukanlah keangkuhan atau bangga beda dari mahasiswa lainya, dan menurut “rangkuman aku” juga bukan yang seperti kalian pikirkan: mereka segerombolan mahasiswa kurang kerjaan.

Mapala adalah sebuah organisasi legal (sah) internal kampus yang bergerak dibidang lingkungan hidup dan dijalankan oleh mahasiswa-mahasiswa dari Universitas yang memanyungi organisasi itu sendiri, disini tidak pernah di paksa untuk belajar apapun, tapi menanamkan kesadaran untuk belajar apa yang kita inginkan tanpa melangkahi aturan aturan kampus tempat kita menuntut ilmu.

Di UKM ini pengetahuan tentang status “mahasiswa” aku tumbuh sendirinya, yang menurut pengertian aku mahasiswa adalah anak muda yang aktif, kreatif, kritis dan disiplin dalam menanggapi berbagai permasalahan hidupnya sendiri maupun hidup bermasyarakat. Dan tanpa ragu aku menggabungkan makna “Mahasiswa” menurut pandangan sendiri dengan “Pecinta Alam-(red: Organisasi)," aku meringkasnya “UKM-Mapala itu adalah sebuah organisasi mahasiswa untuk mahasiswa, yang punya hobi berbeda dan aktif, kritis, kreatif serta disiplin.”

Sangat menakutkan jika sebuah universitas atau kampus ketika mahasiswanya mulai hilang keinginan berorganisasi dengan alasan-alasan yang klasik dan kurang masuk akal seperti: takut terganggu perkuliahannya atau dilarang orangtua. Kampus akan terlihat seperti Sekolah Dasar yang terpaku pada mata pelajaran yang diajarkan guru, hanya diajari cara menghitung,menulis dan membaca, dan tujuannya untuk mendapat nilai baik walau tanpa pengetahuan yang lebih. Sangat disayangkan kampus akan dihuni oleh mahasiswa yang di sebut agent of change tapi berpola pikir genre Sekolah Dasar.

Secuil pesan untuk teman-teman mahasiswa, aktiflah diorganisasi-organisasi kampus, aktif belajar berpikir lebih dan berbuat lebih dari yang lainnya dalam hal positif, dan yang masih takut berorganisasi pelajarilah tentang ketakutan kalian hingga kalian tahu alasan yang sebenarnya kenapa ada rasa takut untuk belajar berorganisasi dikampus, untuk kawan-kawan yang mulai ingin berorganisasi pelajari organisasi yang ingin kalian geluti dan pastikan itu bermanfaat untuk kehidupan kalian kedepannya bukan hanya manfaat disaat kalian masih berstatus mahasiswa.

Tanpa niat menyudutkan dan menyalahkan mahasiswa yang “ogah” berorganisasi, mahasiswa organisatoris rata-rata pola pikirnya berbeda dan cenderung mempunyai semangat lebih dan punya kesempatan lebih untuk menggapai impian-impiannya dengan pengalaman dan pengetahuan selama dia berorganisasi, dari segi kehidupan juga para organisatoris lebih terlihat sederhana dibandingkan dengan mahasiswa yang “phobia” organisasi.

Bukan ingin memprovokasi kalian untuk masuk ke UKM-Mapala yang aku geluti sekarang, bukan juga ingin promosi. Aku megambil Mapala sebagai contoh UKM atau Organisasi karena hampir disetiap kampus seluruh Indonesia ada UKM-Mapala, dan aku juga salah satu dari ribuan mahasiswa yang belajar didalamnya.


Penulis,

Broe
“Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Unigha.”
“Ka.Div Mountaineering di UKM-Mapala Jabal Everest Unigha.”

2 comments:

  1. MAPALA.. Mama Papa Larang. Btw, tetiba jadi kangen UNIGHA..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kembalilah jika kangen Jasmi Bakri
      main-main ke Sekretariat Mapala Jabal Everest

      Delete

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search