Mendaki gunung pada dasarnya adalah olah raga berjalan. Karenanya penguasaan teknik berjalan yang benar wajib diketahui, seperti pejalan kaki lainnya perlu diperhatikan irama berjalan santai dengan suatu seni tersendiri.
Ada beberapa patokan yang perlu diperhatikan dalam berjalan di gunung. Berjalanlah dengan langkah-langkah kecil, jangan memaksakan kaki untuk melangkah terlalu lebar.
Dengan langkah-langkah kecil nafas lebih teratur dan ini baik untuk menghemat tenaga.
Lebih baik berjalan lambat dengan istirahat yang sedikit dari pada berjalan cepat cepat tetapi dengan istirahat yang lebih banyak pula.
Ketika beristirahat duduklah dengan kaki yang melonjar lurus sedikit diatas badan untuk mengembalikan darah supaya mengalir normal. Teguklah sedikit minuman dan makanlah beberapa makanan kecil. Usahakan agar tidak beristirahat ditempat yang berangin , karena dapat mengerutkan otot yang sedang beristirahat.
Jangan terlalu lama beristirahat , karena otot – otot kaki yang sudah panas dan kencang mengendur dan membutuhkan pemanasan kembali. Apabila dirasakan perlu melakukan istirahat yang lebih lama dari biasanya, itu merupakan bukti berjalannya terlalu cepat. Dan apabila diperlukan istirahat setiap setengah jam atau kurang itu pertanda fisik pendaki terlalu capai dan lemah.
Bila tujuan pendakian masih terlalu jauh dan fisik sudah mengalami kelelahan yang tinggi maka sebaiknya dilakukan peristirahatan yang lama,. Bila perlu dengan membuka tenda.
Pilihlah lokasi yang baik, pemandangan yang indah, nikmatilah untuk mengurangi perasaan lelah ketika berjalan. Makan dan minum secukupnya untuk mengembalikan tenaga, ada baiknya memakan sedikit garam untuk menghindari keram.
Ketika berjalan perhatikan betul medan yang dihadapi. Berhati hatilah kalau menghadapi medan yang penuh dengan kerikil atau batu-batu yang tajam, batu-batu sungai, atau medan yang berumput dan terjal serta medan berlumpur dan ilalang karena kaki mudah tergelincir pada lubang-lubang yang tidak kelihatan.
Mendaki dilereng gunung yang berpasir lebih sukar dari pada mendaki ditanah keras. Setiap kali menjejakkan kaki tanah berpasir akan melorot kebawah. Kadang – kadang perlu menyepakkan kaki kedalam tanah berpasir itu agar tidak melorot lagi, kemudian orang kedua dan seterusnya dapat mengikuti bekas orang pertama supaya tidak mudah lelah. Karena tanah berpasir bekas jejak lebih kompak dan keras.
Berjalan diatas punggung dari sebuah tebing yang tipis dengan jurang menganga dikiri dan kanan merupakan kondisi kritis yang memerlukan teknik tersendiri untuk menanggulanginya. Jangan melakukan gerakan-gerakan yang membahayakan, berjalanlah dengan tenang dan penuh konsentrasi, tetapi tetap dengan irama yang teratur dan tidak kaku.
Jangan memotong lintasan yang sudah ada, jalan setapak itu biasanya mengikuti kontur alam sehingga tidak menjadi terlalu curam. Biarlah jalan sedikit melingkar tetapi tenaga tidak terlampau terkuras.
Kalau terpaksa membuka jalur mulailah dengan berhati – hati sekali. Pastikanlah terlebih dahulu posisi anda dalam peta sebelum membuka jalan, lalu tetapkan lintasan yang akan diambil. Lakukanlah tebasan seminimal mungkin.
Perhatian khusus perlu diberikan pada waktu turun gunung, yaitu dengan mendaratkan kaki dibatu yang menonjol atau menancapkan tumit kaki ditanah yang gembur atau berpasir. Jangan berjalan turun dengan tubuh terdorong kemuka sehingga menyebabkan berat tubuh tidak sepenuhnya diatas kedua kaki.
Sebelum turun ikatkan tali sepatu lebih kencang dari pada biasanya. Tekanan berat badan kedepan pada waktu turun akan menyakiti jari jari kaki yang terdorong dan tertekuk diujung sepatu. Mengikat tali sepatu membantu agar tapak kaki tidak mudah bergeser dan membuat jari jari kaki tertekuk.
Jangan keluar dari lintasan yang ada, lebih lebih memotong jalur yang telah ada . Istirahatlah secara teratur pada waktu menuruni lereng-lereng gunung yang panjang. Ini membantu otot kaki agar tidak terlalu tegang.
Kalau terpaksa keluar dari lintasan yang ada. Usahakan jalan diatas punggung-punggung gunung dan hindari jalan diceruk - ceruk atau mengikuti sungai – sungai dibawah punggung gunung.
Sungai – sungai digunung seringkali berupa tebing – tebing curam dan membentuk air terjun sehingga sukar dituruni tanpa peralatan khusus.
Berhati – hatilah melewati daerah kawah dan sekitarnya, karena sering dijumpai gas beracun. Perhatikanlah apakah lintasan yang akan dilalui merupakan daerah yang gersang dan tidak dijumpai tumbuhan apapun , bisa jadi itu pertanda gas beracun.
Kalau kepala terasa pusing segera hindari dan carilah tempat yang ber udara segar.
Prinsip memilih jalan pada suatu pendakian adalah dengan berusaha agar tetap berada pada punggungan gunung yang terbaik untuk mencapai tujuan pendakian.
lestari...!!!
Post a Comment