05 April 2012

JOURNAL TEAM EXPLORER AIR TERJUN DI KAKI GUNUNG HALIMUN


            Gunong halimoen na keuh meumakna lam bahsa atjeh nyoe gunong meukabot, digunong halimoen nyan keuh tgk wali geutanyoe muhammad hasan di tiro ngon rakan rakan gobnyan geu kheun aceh ka merdeka dari indonesia  bak mata donya, seulaen nibak nyan lee that ceurita ceurita meunarek ureung jameun bhah misteri nyang na  di gunong nyan,  nyang jinoe cuma  jeut tadeungo bak ureung-ureung tuha digampong blang pandak. (Bahasa Aceh)

Pancaran hangatnya matahari pagi mulai menyongsong, dalam dekapan selimut lusuh kuterbangun menikmati segarnya  udara pagi sambil menikmati segelas kopi dan sebatang rokok yang tersisa dari pergulatan panasnya debat semalam. Dalam kesendirian aku perpikir untuk melakukan sesuatu dalam perpetualangan, dengan dukungan dari kawan kawan, kami memutuskan untuk perpetualang menyusuri derasnya Aliran Sungai tiro mencari  titik air terjun yang sudah di sepakati untuk jadi target ekspedisi kecil ini.
             Sang surya sudah berada tepat di atas bumi,kami mulai bersiap-siap berangkat. Dengan doa bersama untuk keselamatan dan kesuksesan serta kebersamaan, Jam 14:00 kami mengawali ekspedisi ini dari sekretariat Mapala Jabal Everest Unigha Sigli,perjalanan dari sekretariat ke desa panton bunot melalui jalan Glee Gapui -  Sakti – Geumpueng – Tiro memakan waktu +/- 50 menit dengan perjalanan yang agak santai dari biasanya. Sesampai nya di panton bunot (Desa terakhir Tiro)kami mencari rumah pemimpin desa tersebut dengan sebutan Geusyik (bahasa Aceh) *red-lurah. Namun geusyik tidak sedang berada ditempat,akhirnya kami pun menuju rumah sekdes(sekretaris desa). setelah bertemu sekdes pukul 15:23 sore, Team meminta izin untuk menelusuri sebuah air terjun yang menjadi tujuan ekspedisi saat ini, beliau menyambut kami dengan hangat,sambil menceritakan  beliau pernah pergi kesana waktu memburu rusa tempo dulu. Beliau juga mengatakan bahwa memang benar disana ada air terjun yang sangat besar sehingga jika kita berdiri dari jarak 10 meter dari tempat air jatuh, maka baju kita akan basah.
            Setelah meminta izin dan menggali sedikit informasi tentang objek tujuan ekspedisi,team kembali bergerak dari kediaman sekdes melanjutkan perjalanan menuju sungai meuk yang terlihat di peta dan menyusuri aliran sungai tersebut  yang mengarah ke air terjun tujuan ekspisi. Mentari mulai meredup dan hari mulai terlihat gelap dan kami mengambil inisiatif untuk bermalam di tengah-tengah rimba yang menjadi jalur ekspedisi ini, kami mendirikan tenda dan masak untuk makan malam, tepat jam 23.00 team(kami) sudah mengambil masa istirahat tidur, jam 23.30 tiba tiba kami terbangun mendengar suara klakson mobil  dari samping tenda, dengan sigap kami bangun dan mencari dari mana sumber suara klakson mobil tengah malam di rimba tuhan ini, Setelah kami lihat ternyata sebuah mobil truk yang sedang ingin lewat namun terhalang dengan tenda kami yang berada dijalur mobil tersebut, kemungkinan besar truk itu datang untuk mengambil kayu hasil tebangan disana. Namun setelah melihat kami, akhirnya mobil itu mengambil jalur lain untuk lewat, sehingga kami tidak perlu membuka tenda untuk membiarkan mobil tersebut melintas. Setelah truk tersebut lewat dan jauh hingga tidak terdengar lagi suara mesin nya, akhirnya kami pun tidur kembali.
             Kami(team) terbangun pukul 08.00, itupun terbangun setelah matahari membuat terpal tempat alas kami tidur terasa sangat panas, dan team siap-siap berkemas setelah masak dan sarapan pagi untuk melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan kami menjumpai beberapa gubuk penebang kayu, bahkan juga kayu yang sedang dihanyutkan di aliran sungai. Pukul 11.30 kami melakukan Resection untuk mentukan posisi team saat ini dalam peta, ternyata team sedang pada jalur yang salah, namun disana kami menjumpai sebuah air terjun yang tingginya kira2 4 meter dan luas jatuh airnya kira2 tiga meter, karena hari sudah mulai siang dan kondisi team sudah lapar, akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat dulu sejenak sambil menikmati makan siang roti tawar celup air sungai.
            Tepat jam 12.00 team berangkat kembali ke jalur awal, dari sana  menyusuri krueng meuk hingga berjumpa dengan persimpangan sungai, kami mengambil aliran sungai yang sebelah kiri dari arah kami yang arus nya berlawanan yang lumayan deras untuk di arungi, dalam perjalanan kami mulai menjumpai batu-batu besar ditengah dan pinggir sungai, bahkan tidak jarang kadang harus menaiki batu tersebut agar bisa melanjutkan perjalanan. Jam sudah menunjukkan 13:45, kami berhenti dan mulai membicarakan tentang waktu perjalanan yang telah kami tempuh, karena dari keputusan kami semula, apabila tidak menemukan air terjun tersebut sampai pada pukul 13:00 maka team  akan memutar arah untuk pulang.
            Di saat team sedang istirahat, kami mendengar suara deru seperti air yang jatuh dan kami mencari sumber suara tersebut. Jam menunjukkan tepat jam 14:00 wib dan akhirnya kami menemukan air terjun yang menjadi target ekspedisi kecil ini tidak jauh dari tempat kami beristirahat. Disana kami sempat menikmati sambil foto dan mandi di air terjun. Dari hasil pengamatan kami disana pada saat itu, kami memperkirakan tinggi air terjun sekitar 20 meter dan luas area jatuh airnya  sekitar 6 meter, air terjun itu tidak datang dari sungai meuk yang kami susuri, namun ia diari oleh sungai lain menuju sungai meuk, lokasi air terjun berada disebelah kanan dari arah kami melawan arus sungai meuk.
           Setelah puas menikmati apa yang kami cari dalam ekspedisi kecil ini,  jam 15:00 wib kami memutuskan untuk pulang, perjalanan pulang tidak jauh berbeda dengan perjalanan saat kami masih mencari air terjun tersebut, kecuali kami hanya tidak perlu lagi melawan arus sungai. Dalam perjalanan pulang kami berjumpa dengan orang – orang yang sedang mencari ikan di lokasi yang tidak jauh dari persimpangan sungai. Disana kami sempat beristirahat dan mengobrol dengan pencari ikan tersebut. Karena hari akan segera gelap, pukul 16:20 menit kami melanjutkan perjalanan pulang.
            Pukul 17.00 WIB kami tiba kembali ke desa panton bunot dan kami terus melanjutkan perjalanan menuju pinto 1 Tiro(nama bendungan/perkampungan) untuk mencari transportasi pulang. Jam menunjukkan Pukul 21.40 kami tiba di pinto 1. disana kami beristirahat di sebuah warung kopi disudut jalan belokan kearah jembatan, sambil menunggu kawan-kawan yang menjemput tiba,dengan menikmati secangkir kopi sambil ngobrol – ngobrol sesama pelanggan lain disana, termasuk orang – orang yang perpakaian seragam tentara.
Pukul 22.00,dua rekan se-organisasi (Mapala Jabal Everest) Ari dan Hafis tiba menjemput kami dengan sepeda motor.
Karena cuma ada  2 sepeda motor dan kami berjumlah 6 orang semuanya, akhirnya kami terpaksa  bonceng satu sepeda motor bertiga.
Pukul 23.40 kami tiba di warung kopi depan alun – alun dikota sigli, disana sudah menunggu beberapa rekan lainnya, jian, olo, siyon dan kawan2 lain. Setelah ngopi dan mengobrol disana dan berbagi cerita sedikit tentang perjalan ke Air terjun Tiro yang dulu hanya dilihat di peta tapi sekarang sudah nyata bahwa air terjun itu ada, pukul 00.30 kami kembali kesekret dan pukul 01.10 kami tiba disekret kemudian langsung ambil posisi tidur ditempat masing – masing.
                                                                                                                                                                                                               Sekian...
oleh Adye JE
(JE.P.004.UJG)


Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search